Pengertian, Struktur dan Contoh Teks Ulasan

Teks ulasan. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kita mengenal berbagai macam teks, salah satunya akan kami bahas disini, yaitu Teks Ulasan. Pada posting ini akan kami jelaskan pengertian teks ulasan, struktur teks ulasan dan contohnya.

Pengertian Teks Ulasan
Seperti namanya, teks ulasan adalah teks yang berisi ulasan atau penilaian pada suatu karya, misalnya drama atau film. Pada film/drama, teks ulasan berkontribusi untuk memajukan film. Jadi, teks ulasan ini sangat penting.

Struktur Teks Ulasan

Teks Ulasan memiliki 4 struktur, yaitu Orientasi, Tafsiran, Evaluasi dan Rangkuman. Berikut penjelasannya.
  1. Orientasi. Berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (film dan drama) yang akan di ulas. Gambaran umum ini menyiapkan "latar belakang" bagi pembaca mengenai sebuah karya tersebut.
  2. Tafsiran. Berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang di ulas, misalnya bagian-bagian dari hasil karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan sebagainya.
  3. Evaluasi. Berisi pandangan dari penulis mengenai hasil karya yang di ulas. Pada bagian ini penulis akan menyebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai (kekurangan) dari suatu karya (film dan drama).
  4. Rangkuman. Berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (film/drama). Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut bernilai/berkualitas atau tidak untuk ditonton atau disaksikan.

Contoh Teks Ulasan


Pengertian, Struktur dan Contoh Teks Ulasan

99 Cahaya di Langit Eropa

Orientasi
“99 Cahaya di Langit Eropa” adalah film drama religi tahun 2013 dari Indonesia. Film ini adalah film ke-40 yang dirilis oleh Maxima Pictures. Film drama ini diadaptasi dari novel berjudul “99 Cahaya di Langit Eropa” karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Film ini merupakan film Maxima Pictures yang termahal, dengan anggaran melebihi Rp 15 miliar. Film ini mendapat pujian dari Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono saat pemutaran film perdana di Djakarta Theatre pada tanggal 29 November 2013.

Tafsiran
Film ini mengisahkan pengalaman seorang jurnalis asal Indonesia yang sedang menemani suaminya menjalani kuliah doktorat di Vienna, Austria. Film ini mengisahkan bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada jejak-jejak agama Islam di Benua Eropa yang dibawa oleh Bangsa Turki di era Merzifonlu Kara Mustafa Pasha dari Kesultanan Utsmaniyah.

Film “99 Cahaya Di Langit Eropa” ini, membuat saya terkesan melihat perjalanan sepasang  tokoh yang selalu berjuang untuk memperoleh kesuksesan. kesuksesan yang dimaksudkan adalah kesuksesan meraih prestasi dalam pendidikan, pengetahuan, dan sejarah islam di Eropa. Selain dari pada itu, yang membuat kesan mendalam dari film tersebut adalah kecerdasan sutradara mengemas film tersebut dengan baik dan penuh teka-teki. Film ini di atur sedemikian rupa sehingga kekurangan- kekurangan yang ada menjadi tidak terlihat dan membuat setiap orang yang menonton film ini terpukau.

Film ini lebih seperti melihat ensiklopedi kemegahan Eropa dan sejarah Islam-nya, kurang mengajak penonton untuk turut serta merasakan apa yang Hanum rasakan, sehingga cerita menjadi bias dan kosong. Konflik-konflik dalam cerita memang terlihat sengaja diangkat dan ditonjolkan, kemudian dibahas melalui sejumlah monolog Hanum, sehingga kurang memancing emosi penonton.

Pada beberapa adegan dalam film ini juga terlihat dipaksakan. Yang paling menggelikan, adalah adegan adzan di Menara Eifel. Adegan tersebut merupakan sesuatu yang aneh dan tidak perlu ditampilkan. Hal ini juga menjadi lebih aneh lagi dengan tata suara dan musik yang kurang sesuai dengan kondisi sebenarnya . Untungnya, kekurangan ini berhasil tertutupi oleh detil suguhan visual artistik suasana Eropa yang amat indah.

Di samping itu, hal yang mengganggu adalah dialog Hanum dengan Fatma dan Marion yang disajikan dalam Bahasa Indonesia bukan dengan Bahasa Jerman atau Bahasa Inggris. Penyajian dengan Bahasa Indonesia memang bertujuan agar penonton awam lebih mudah memahami. Namun ini dapat menjadi bumerang karena penonton akan mengira Fatma dan Marion juga berkewarganegaraan Indonesia, sama seperti Hanum. Masalah yang sama juga terjadi pada cara dialog Rangga dengan Stefan, Khan, maupun Maarja.

Evaluasi
Film “99 Cahaya Dilangit Eropa” mempunyai pesan moral yang dapat dipetik oleh masyarakat, antara lain nilai-nilai ajaran agama khususnya Islam, hubungan sosial dan budaya , dimana islam menjadi merupakan minoritas di Negara Eropa. Selain itu secara tidak langsung penonton bisa mengetahui dan belajar banyak hal tentang segala informasi dari negara-negara yang ada di Eropa, mulai dari pemerintahannya, wisatanya, tempat-tempat bersejarah islam dan kebudayaannya.

Rangkuman
Film yang diadaptasi dari Novel best seller tersebut sangat memotivasi dari segala sisi. Baik dari sisi keyakinan, pendidikan, kasih sayang, dan lain sebagainya. Film ini sangat layak ditonton oleh semua kalangan. Disamping itu, untuk umat muslim kita dapat mengetahui berbagai macam sejarah islam di Benua Eropa dan hidup bertoleransi antar umat beragama.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Konjungsi dan Jenis-jenis Konjungsi Pada Teks Eksposisi

Pengertian Lafal, Intonasi, Tekanan, Jeda dan Contohnya

Pengertian dan Contoh Teks Deskripsi Tentang Hewan